Terkadang hidup ini aneh bahkan sangat aneh......
Bagi sebagian masyarakat kita hutang malah menjadi kebanggaan. Karena kita bisa pakai ini dan itu. Mobil baru/second, motor baru/second, rumah baru/second, perhiasan, bahkan barang mewah yang lainnya, maupun barang-barang kebutuhan yang bagi kita dinilai memang sangat dibutuhkan.
Kita terkadang mengambil jalan pintas seperti yang dialami seperti saya. Ditawari motor second. Kemudian saya berfikir dapat uang dari mana?
Gaji saya sudah dipakai untuk kebutuhan hidup sehari-hari, sudah digunakan untuk pembayaran tagihan listrik, air, lingkungan dan lain-lain.
Sedangkan saya ragu-ragu dan berfikir motor tersebut antara dibutuhkan sekarang atau beberapa bulan mendatang.
Nah terfikir jalan pintas. Aaah cari hutangan saja dari teman.
Harga motor tersebut Rp 2.500.000,-
Dapat uang sementara Rp 1.000.000,- terlebih dahulu.
Dan dijanjikan uang tersebut harus dikembalikan dengan bunga Rp 10.000,-
Saya sanggupi waktu itu dan saya berikan uang tersebut pada yang punya motor.
Kemudian sebulan kemudian saya berfikir ulang kalau hutang lagi pasti merasa berat untuk yang kedua kalinya.
Oleh karena itu saya akhirnya memutuskan untuk tidak berhutang kembali sementara saya harus membayar cicilan hutang dengan bunganya.
Nah dari contoh kecil saja yang saya alami mungkin tidak lazim bagi kebanyakan orang.
Hutang itu hebat loh..... Kita bisa pakai dulu motornya. Baru dibayar hutangnya. Wajar kan.
Memang terlihat wajar.
Namun tanpa kita sadari hal inilah yang membuat terjerat kita sendiri.
Dari contoh kecil ini hutangnya baru Rp 1.000.000,- bagaimana kalau hutangnya 4 milyar ????
Tambah pusing bahkan kita bisa stress berat, depresi dan lain-lain akibat terjerat diri sendiri.
Mudah-mudahan pengalaman ini tidak terulang lagi pada saya sendiri.
Untuk mengatasi hutang kita diingatkan untuk dapat melakukan sebagai berikut :
1. Menambah penghasilan dari segi lain
2. Hidup sederhana dan bersyukur terhadap apa yang sudah dimiliki
3. Berani dan membiasakan diri sendiri dan keluarga untuk hidup berhemat
4. Merencanakan pengeluaran rutin
5. Mencadangkan pengeluaran tak terduga seperti kalau kita sakit
6. Memprioritaskan kebutuhan yang paling mendesak terlebih dahulu
7. Tidak boleh memanjakan bahwasannya kebutuhan tersebut penting, apakah kita bisa mempertimbangkan bahwasannya bisa ditunda terlebih dahulu
Terkadang yang nomor 7 ini susah dilakukan karena kita terlebih dahulu mementingkan emosi kita sendiri. Emosi itu bukan berarti marah namun emosi untuk memuaskan hasrat dalam pemenuhan kebutuhan
Juga pengalaman ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua